Prevalensi penderita diabetes di seluruh dunia sangat tinggi. Diperkirakan
371 orang usia 20-79 tahun mengidap penyakit ini. Indonesia sendiri menempati
urutan ketujuh sebagai negara dengan penderita diabetes tertinggi di dunia.
Ketua Divisi Departemen Endokrinologi dan penyakit dalam Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, Em Yunir, mengatakan pada dasarnya tidak ada makanan yang menjadi
pantangan. Penderita diabetes juga tetap bisa berpuasa dengan syarat harus
disiplin menjaga porsi asupan makanan.
“Hindari makanan dengan karbohidrat tinggi seperti makanan yang mengandung
gula pasir atau gula merah,” katanya.
Penderita diabetes juga harus mengetahui berapa kebutuhan kalorinya. Saat
makan sebaiknya tidak terlalu berlebihan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan
tubuh. Yunir menambahkan berpuasa sebenarnya bisa mengendalikan gula darah.
Namun, permasalahan yang sering muncul adalah saat berbuka. Banyak penderita
diabetes yang justru kalap dan mengonsumsi terlalu banyak karbohidrar saat
berbuka puasa.
Adapun untuk konsumsi obat biasanya disesuaikan dengan kebutuhan. Jika
biasanya minum di pagi hari, konsumsi obat bisa dialihkan pada saat berbuka
puasa. Agar tahu berapa jumlah kebutuhan kalori, penderita diabetes disarankan
untuk berkonsultasi dengan ahli gizi saat berpuasa.
Meskipun sedang berpuasa, olahraga tidak boleh diabaikan oleh penderita
diabetes. Durasinya tidak perlu terlalu lama cukup 150 menit per minggu. Adapun
jenis olahraga yang disarankan adalah olahraga yang dilakukan berulang-ulang
seperti renang atau lari. Saat berpuasa, olahraga bisa dilakukan pada sore
menjelang berbuka puasa atau malam hari. Sebaiknya hindari olahraga pada pagi
hari saat bulan puasa karena akan menyebabkan dehidrasi.
Yunir mengatakan sebanyak 90% penderita diabetes merupakan tipe 2 yang
berkaitan erat dengan gaya hidup. Pada diabebetes tipe 2 tubuh tidak lagi bisa
memproduksi insulin dengan baik. Biasanya, mereka yang mengidap penyakit ini
bisa disebabkan oleh obesitas, faktor genetik, serta kurang melakukan aktivitas
fisik. Oleh karena itu, dengan melakukan gaya hidup sehat seperti asupan gizi
seimbang, menurunkan berat badan, dan rutin berolahraga akan menurunkan
risiko diabetes.
Diabetes melitus merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Yunir
menuturkan jika seseorang terkena diabetes maka dia harus mengonsumsi obat dan
mengontrol gula darah seumur hidupnya. “Sayangnya banyak pasien diabetes yang
tidak mengerti. Jadi ketika sudah mulai membaik mereka kembali menjalankan gaya
hidup tidak sehat sehingga memicu komplikasi seperti jantung, gagal ginjal,
atau katarak,” tambahnya.
Berdasarkan data internasional, pada 2015 sebanyak 9,3% dari orang dewasa
menderita diabetes. Lebih dari setengahnya justru tidak terdiagnosisi. Adapun
data dari RSCM pada 2011 menunjukkan kebanyakan pasien datang dengan komplikasi
kronis.
No comments:
Post a Comment