Tidur siang memang bisa
membuat tubuh dan pikiran kembali segar. Namun, bukan berarti tidur siang bisa
mengganti waktu tidur di malam hari. Karena menurut spesialis saraf dan
neurologi, Astuti, tidur pada malam hari memiliki proses biologis yang membawa
dampak kesehatan.
"Definisi tidur itu, ya
malam hari. Kalau tidur siang hanya untuk istirahat saja. Karena ketika tidur
di malam hari, tubuh memproduksi hormon yang bisa memperbaiki sel-sel yang
rusak, menguatkan fungsi memori dan energi," tuturnya dalam diskusi media
bersama PT. Sanofi Indonesia pada Jumat (18/11) di Jakarta.
Waktu tidur siang yang
disarankan adalah sekitar 30-45 menit. Jika melebihi waktu tersebut,
dikhawatirkan bisa mengganggu jam tidur malam. Hal ini, kata Astuti rentan
dialami lansia.
Tidur yang cukup menurutnya
adalah 7 jam per hari. Kurang dan lebih dari 7 jam, bisa meningkatkan risiko
terkena penyakit kronis seperti diabetes dan jantung.
Sedangkan, waktu terbaik untuk
tidur adalah sekitar pukul 20.00 atau 21.00 hingga 04.00 atau 05.00. Bagi
sebagian orang, waktu tidur tersebut sulit untuk diterapkan, karena adanya
berbagai alasan tertentu seperti pekerjaan misalnya.
"Kalau waktu tidurnya
sengaja dipogram, tidak jadi masalah, karena kalau tidak diprogram nanti malah
jadi stres yang bisa memicu hormon-hormon yang tidak baik seperti hormon
adrenalin. Hormon ini memacu jantung dan menimbulkan rasa berdebar, jika
dibiarkan terus bisa menimbulkan penyakit jantung," jelas dokter lulusan
Universitas Gajah Mada ini.
Untuk memperoleh manfaat dari
tidur, Astuti menganjurkan untuk tidur pada ruangan yang gelap. "Semakin
gelap ruangan, maka semakin banyak hormon melatonin (hormon tidur) yang
diproduksi, jadi lebih cepat tertidur dan tubuh akan bangun dalam keadaan yang
segar dan fit, yang menandakan bahwa tidur tersebut berkualitas."