Kali ini
Unique Daily Tips ingin bebagi dengan pembaca sekalian seputar informasi
mengenai Kanker Paru-paru. Kanker paru-paru pernah topik hangat pemberitaan pada
tahun 2012 ketika Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengundurkan
diri dari jabatannya karena digerogoti penyakit tersebut yang sudah masuk
stadium 4.
Penyakit
kanker paru-paru seperti kanker lainnya, merupakan hasil dari suatu kelainan
sel. Biasanya, tubuh mempertahankan sistem checks and balances pada pertumbuhan
sel, sehingga sel membelah untuk menghasilkan sel-sel baru yang diperlukan. Gangguan
terhadap sistem keseimbangan pertumbuhan sel tidak terkendali dan akhirnya
membentuk suatu massa yang dikenal sebagai tumor. Tumor ganas atau yang sering
dikenal dengan istilah kanker, di sisi lain tumbuh secara agresif dan menyerang
jaringan-jaringan tubuh lain, sehingga sel-sel tumor masuk ke dalam aliran
darah atau sistem limfatik dan kemudian ke bagian dalam tubuh. Proses
penyebaran ini disebut metastasis. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini
dapat menyebar ke organ tubuh lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang
jauh misalnya tulang, hati, atau otak.
Dr Ari
Fahrial Syam SpPD, Dokter spesialis penyakit dalam FKUI/RSCM menjelaskan
penyakit ini dapat dideteksi sebelum ada keluhan. Dalam kasus kanker, misalnya,
kalau sudah ada keluhan, misalnya, batuk berdarah, nyeri dada atau sesak nafas,
besar kemungkinan kanker itu sudah dalam taraf lanjut. "Di sinilah pentingnya
seseorang melakukan medical check up. Karena dengan pemeriksaan berkala,
seseorang akan mendekteksi penyakitnya secara dini.” Ari menambahkan, kanker
dalam tubuh tidak dengan tiba-tiba hadir dalam ukuran besar. Pertumbuhannya
pasti melalui sebuah proses, dari kecil berkembang menjadi besar. Seperti yang
dialami Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, kanker itu belum
terdeteksi dalam pemeriksaan kesehatan seleksi calon menteri pada bulann Oktober
2009. Seiring dengan waktu, penyakit itu muncul hingga kemudian terdeteksi. Sementara
itu, dilansir dari Medicinenet, menurut Jay W Marks MD tumor paru yang berubah
menjadi ganas disebut kanker saat mulai menyerang jaringan lain sel maupun
organ tubuh, memungkinkan masuknya sel-sel tumor ke dalam aliran darah atau
sistim limfatik dan kemudian ke situs lain dalam tubuh. "Prosesnya disebut
metastatis sejak awal terbentuk. Sehingga menjadi salah satu jenis kanker yang
paling sulit diobati dan cepat menyebar ke bagian tubuh lain terutama kelenjar
adrenal, hati, otak, dan tulang, "
Pengidap
kanker, menurut sebuah penelitian paling banyak terjadi pada usia lanjut, di
atas 65 tahun sebanyak 70%. Sementara, hanya 30% penderita kanker paru berusia
di bawah 45 tahun. Rokok masih mendominasi penyebab utama kanker paru, baik
untuk perokok aktif ataupun perokok pasif. Sedangkan penyebab lainnya
kontaminasi udara sekitar oleh zat asbes, polusi udara oleh asap kendaraan
ataupun pembakaran termasuk asap rokok.Orang kerap mengaitkan penyakit ini
dengan kebiasaan merokok baik aktif maupun pasif. Namun, dokter Atul Gawande
dari Brigham and Womens Hospital, Boston, Amerika Serikat, dalam artikelnya di
The New Yorker, mengatakan, lebih dari 15% kanker paru menimpa pasien
non-perokok. Kanker paru memang sering tidak menunjukkan gejala apapun yang
terlihat dari luar jika pertumbuhan sel belum parah. Sebanyak 25% dari
penderita kanker paru-paru, diketahui gejalanya setelah mereka rutin melakukan
sinar X di dada atau CT scan. Jika terbukti ada kanker paru maka akan tampak
bulatan kecil seperti koin.
- Jika
kanker telah menyerang saraf, misalnya, dapat menimbulkan nyeri bahu yang
bergerak di bagian luar lengan (disebut Pancoast sindrome) atau kelumpuhan pita
suara menyebabkan suara serak.
- Invasi
kerongkongan dapat menyebabkan kesulitan menelan (disfagia).
- Jika
napas terhambat, menyebabkan infeksi (abses, radang paru-paru) di daerah yang
terhambat.
- Sementara
itu, gejala yang terkait dengan metastasis, kanker paru-paru yang telah
menyebar ke tulang dapat memproduksi rasa sakit luar biasa di tulang.
- Sedangkan
kanker yang telah menyebar ke otak dapat menyebabkan sejumlah gejala neurologis
seperti penglihatan kabur, sakit kepala, kejang, atau gejala stroke seperti
kelemahan atau hilangnya sensasi di bagian tubuh.
Penderita
kanker paru biasanya diobati dengan kemoterapi dan kombinasi beberapa obat yang
fokus mengendalikan mutasi gen. Namun, pada pasien kanker tahap lanjut, tidak
ada obat yang betul-betul efektif. Menurut dr Gawande, Penggunaan obat, hanya
memperpanjang usia harapan hidup pasien. Seperti kanker lainnya, mungkin akan
ditentukan terapi pencabutan atau kanker atau paliatif (tindakan yang tidak
dapat mengobati kanker tetapi dapat mengurangi rasa sakit dan penderitaan
pasien
Deteksi kanker secara dini
sangat menguntungkan. Sebab, semakin cepat kanker ditemukan dan diterapi,
semakin besar peluang kesembuhannya.Sebaliknya, jika deteksi kanker dilakukan
setelah ada keluhan, sangat mungkin kanker itu sudah berkembang ke stadium
lanjut. Pada kondisi ini, selain lebih sulit dilakukan upaya pengobatan juga
menjadi jauh lebih mahal.
No comments:
Post a Comment