MENGENANG 1 TAHUN KEPERGIAN BAPAK LATIEF KAMARUDDINN....
Untuk Almarhum Bapak Latief…We all love you
Belum
lama ini Bapak Kami tersayang Almarhum Latief Kamaruddin telah berpulang ke
Rahmatullah karena penyakit Kanker paru. Tidak menyalahkan penyakitnya, bukan
juga menyesali karena sangat terlambat mengetahui penyakit yang diderita Bapak.
Bukan. Ini sudah takdir dari Allah SWT
yang harus ikhlas diterima.
Yang
Kami tahu selama bertahun tahun Bapak jarang sakit dan tidak pernah mengeluh
sakit pada paru-parunya, hanya batuk-batuk tidak berhenti selama 2 bulan terakhir.
Sehingga pada waktu itu tidak terpikir sama sekali bahwa bapak terkena kanker
paru. Terlebih lagi bapak bukanlah perokok. Berdasarkan hasil rontgent, batuk-batuk
tiada henti yang bapak derita didiagnosa oleh dokter Rumah Sakit setempat
sebagai gejala TB (Tuberkolosis), sehingga bapak diharuskan mengkonsumsi obat
untuk TB sebanyak 4 butir setiap hari. Bapak adalah tipe orang yang patuh dalam
mengkonsumsi obat sehingga dengan rutin mengkonsumsi obat tersebut dan tak lupa
masker penutup mulut tidak pernah lepas dari wajah beliau. Sebulan berlalu
tidak ada perubahan berarti, kondisi bapak semakin melemah diikuti dengan bobot
yang terus menurun. Bapak tidak bisa makan dan tidur karena batuk sepanjang
hari. Beberapa kali diopname dan tetap saja diagnosa dokter tidak berubah, bapak
terkena TB. Yang sedihnya Bapak mulai tidak mau terlalu dekat dengan
cucu-cucunya yang masih kecil. “Takut terlular.” Kata bapak waktu itu.
Setelah
2 bulan sakit tanpa perubahan dan obat yang diminum juga tidak bemberi dampak
akhirnya bapak kembali diopname. Sesuai dengan keputusan keluarga Bapak harus
dirujuk ke Rumah Sakit Makassar supaya bisa mendapat perawatan yang lebih baik.
Hari Kamis, tanggal 10 Maret bapak tiba di Makassar dan langsung dibawa ke
Rumah Sakit Unhas. Sedih melihat Bapak yang bernafas dengan bantuan oksigen
karena dadanya sesak. Bapak terlihat kurus dan lemah, makanan bubur saring pun
tidak bisa ditelan. Bapak terlihat baikan ketika punggungnya dipijat. Sungguh
bapak tidak mau menyusahkan orang lain termasuk ibu yang setia menunggui bapak,
tetap tidak memperlihatkan wajah sakit padahal mungkin saat itu sakitnya luar
biasa tapi Bapak tahan. Walaupun dalam keadaan sakit Alhamdulillah sholat 5
waktu terus bapak jalankan dan sesekali jamaah dengan ibu. Beberapa keluarga
yang datang menjenguk memberi semagat dan doa agar bapak cepat sembuh. Selama
ini bapak memang tidak pernah sakit parah, sampai harus terbaring berhari-hari.
Teringat waktu di Rumah sakit Bapak bilang “Kita diberi sakit sebagai pelebur
dosa-dosa kita. Bapak sakit begini, dosa-dosa bapak diangkat.” Bapak, sedang
sakit pun tetap memberi nasihat.
Di
Rumah Sakit Unhas, oleh dokter spesialis penyakit dalam spesialis paru dokter
yang saya lupa namanya, Bapak disarankan untuk melakukan CT Scan untuk hasil
yang lebih akurat. Dari hasil CT scan dokter jaga berasumsi bahwa penyakitnya
tidak mengarah ke TB tetapi ada massa/tumor di paru-paru Bapak, jadi cairan
yang ada di paru harus diambil dan diuji di Lab. Dari hasil Lab, Dokter
spesialis yang akan memberikan penjelasan rinci tentang apa penyakit Bapak. Ya
Allah…kemungkinan ada Tumor di paru-paru Bapak. Tetapi tetap positif thinking,
bisa saja cairan di paru sehingga hanya perlu disedot. Atau tumor jinak yang
bisa diangkat sehingga bapak bisa sembuh kembali.
Jumat
sore, 18 Maret 2016 dari hasil Lab Unhas dan di krosscheck dengan Lab Rumah
Sakit yang ditunjuk, dokter spesialis memvonis bahwa Bapak terkena Kanker ganas
stadium IVa dengan harapan hidup yang tipis bahkan dokter memprediksi 15 hari.
Sama sekali diluar dugaan kami semua. Kanker paru stadium IV dan selama ini
tidak ada tanda-tanda sama sekali. Bapak selalu terlihat segar dan sehat. Saya
bukan dokter tapi dari beberapa artikel yang saybaca bahwa butuh waktu
bertahun-tahun untuk sel kanker sampai berkembang menjadi Kanker Ganas. Kanker
dalam tubuh tidak dengan tiba-tiba hadir dalam ukuran besar. Pertumbuhannya
pasti melalui sebuah proses, dari kecil berkembang menjadi besar. Wallahualam,
hanya Bapak yang tahu kalau selama ini bapak menyembunyikan sakitnya.
Dihari
yang sama cairan di paru-paru Bapak dikeluarkan lagi, keluar dari ruang operasi
Bapak sudah terlihat sangat kesakitan dan sangat kesulitan untuk bernafas.
Tabung oksigen sudah tidak banyak membantu. Ibu pun sangat tidak tega melihat
kondisi Bapak. Dan tidak lama setelah itu pukul 22.40 bapak menghembuskan nafas
terakhirnya.
Bapak
pergi meninggalkan kami semua. Sesungguhnya bapak telah siap, Kami yang
ditinggalkan yang tidak siap. Bapak pergi diusia 59 tahun tidak jauh dari usia
Nabiyullah Muhammad SAW panutan beliau. Dan Insya Allah bapak pergi dalam
keadaan khusnul khatimah. Amin.
Kami
semua sangat sayang sama Bapak tetapi Sesungguhnya Allah SWT lebih sayang sama
Bapak sehingga bapak tidak dibiarkan lama-lama menderita, bapak sudah diberi
tempat yang lebih baik. Dan sesungguhnya
Bapak sangat sayang sama Kami semua sehingga tidak mau merepotkan anak cucunya
dengan penyakitnya. Sesuai wasiat Alamarhum Bapak dimakamkan ditanah
kelahirannya dengan menggunakan kain ihrom dari Makkah yang sudah Bapak siapkan
sejak beliau pergi haji di tahun 2005 lalu. Cinta kami semua anak dan cucu
bapak tidak ada bandingannya dengan Cinta Allah SWT.
Bapak,
Bapak Kami tersayang sudah pergi tapi senyum bapak, tawa bapak nasihat-nasihat
bapak selalu ada dalam ingatan Kami. Bapak adalah sosok yang ramah, baik hati,
kakek yang menyayangi semua cucu-cucunya. Sama sekali tidak ada cela untukmu
Bapak. Sekarang hanya doa yang bisa Kami panjatkan untuk Bapak. Ya Allah...berikanlah
tempat sebaik-baiknya tempat untuk Bapak disisi-Mu.
We
all love you Bapak Latief Kamaruddin